Minggu, 28 November 2010

Konsep Dasar Kecakapan Hidup (Life Skill)


Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Indra Djati Sidi, 2002:11).
Pengertian kecakapan hidup, lebih luas dari keterampilan untuk bekerja atau tenaga kerja terampil. Orang yang tidak bekerja, misalnya ibu rumah tangga atau orang yang sudah pension, tetap memerlukan kecakapan hidup (life skill). Seperti halnya orang yang bekerja, mereka juga menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Orang yang sedang menempuh pendidikan kejuruan memerlukan kecakapan hidup dalam arti yang luas.
Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi empat jenis, yaitu
a. Kecakapan personal (personal skill) yang mencakup kecakapan mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking skil);
Kecakapan kesadaran diri pada dasarnya merupakan penghayatan sebagai makhluk Tuhan, anggota masyarakat, dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan berpikir rasional mencakup: (1) kecakapan menggali dan menemukan informasi, (2) kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan, serta (3) kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.
b. Kecakapan sosial (social skill)
Kecakapan sosial atau kecakapan antarpersonal mencakaup antara lain kecakapan komunikasi dengan empati, dan kecakapan bekerja sama.
Dua kecakapan hidup yang di atas disebut sebagai kecakapan hidup (life skill) yang bersifat umum atau generic. Kecakapan hidup (life skill) tersebut diperlukan oleh siapapun, baik mereka yang bekerja, yang tidak bekerja, dan yang sedang menempuh pendidikan.
Kecakapan hidup yang bersifat spesifik diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus tertentu. Untuk mengatasi problema “mobil yang mogok” diperlukan kecakapan khusus tentang mesin mobil. Untuk memecahkan masalah dagangan yang tidak laku, tentu diperlukan kecakapan pemasaran. Untuk mampu melakukan pengembangan biologi molekuler tentu diperlukan keahlian di bidang bio-teknologi.
Kecakapan hidup (life skill) yang bersifat khusus biasanya disebut juga sebagai komptensi teknis yang terkait dengan materi pelajaran atau mata-diklat tertentu dan pendekatan pembelajarannya. Kecakapan hidup (life skill) khusus ini mencakup kecakapan pengembangan akademik dan kecakapan vokasional yang terkait dengan pekerjaan tertentu.
c. Kecakapan akademik (academic skill)
Kecakapan akademik yang seringkali juga disebut kemampuan berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berfikir rasional pada kecakapan hidup (life skill) yang bersifat umum. Jika kecakapan berpikir rasional masih bersifat umum, kecakapan akademik sudah mengarah kepada kegiatan yang bersifat akademik/ keilmuan. Kecakapan akademik mencakup antara lain: kecakapan melakukan identifikasi variable dan menjelaskan hubungannya apda suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian, serta merancang dan melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan.
d. Kecakapan vokasional (vocasional skill)
Kecakapan vokasional atau kecakapan kejuruan, artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Perlu disadari, antara general life skill dan specific life skill yaitu antara kecakapan mengenal diri, kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik serta kecakapan vokasional tidak berfungsi secara terpisah-pisah atau tidak terpisah secara ekslusif. Hal yang terjadi adalah peleburan kecakapan-kecakapan tersebut, sehingga menyatu menjadi sebuah tindakan individu yang melibatkan aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual. Derajat kualitas tindakan individu dalam banyak hal dipengaruhi oleh kualitas kematangan berbagai aspek pendukung tersebut di atas (Indra Djati Sidi, 2002:15).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar