Sabtu, 30 April 2011

TIKUS



Tikus tergolong hewan yang mudah dipegang tetapi bila dibanding mencit, ia kurang photophobic (Farris, 1971). Tikus laboratorium adalah spesies tikus Rattus norvegicus yang dibesarkan dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus laboratorium telah digunakan sebagai model hewan yang penting untuk penelitian di bidang psikologi, kedokteran, dan bidang lainnya. Formula gigi tikus 1 0 0 3 (ICPM) = 16, sedangkan kelenjar saliva terdiri dari kelenjar submaxillaris dan sublingualis. Ukuran tubuh tikus yang lebih besar daripada mencit membuat tikus lebih disukai untuk berbagai penelitian. Berbeda dengan hewan laboratorium lainnya, tikus tidak pernah muntah. Di samping itu tikus tidak memiliki kelenjar empedu. Lambung tikus terdiri dari dua bagian yaitu nonglandular dan glandular dan small intestine terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Pada umur 2 bulan berat badannya dapat mencapai 200 – 300 gram.

Data Bilogi Tikus (Fox, 1984)

Berat badan

Jantan (gram) : 300 – 400

Betina (gram) : 250 – 300

Lama hidup (tahun) : 2,5 – 3

Temperatur tubuh (°C) : 37,5

Kebutuhan air (ml/100g BB) : 8 – 11

Kebutuhan makanan (g/100g BB) : 5

Pubertas (hari) : 50 – 60

Lama kebuntingan (hari) : 21 – 23

Mata membuka (hari) : 10 – 12

Tekanan darah

Systolik (mmHg) : 84 – 184

Diastolik (mmHg) : 58 – 145

Frekuensi jantung (per menit) : 330 – 480

Frekuensi respirasi (per menit) : 66 – 114

Tidal volume (ml) : 0,6 – 1,25

Gambaran Hematologi Tikus (Mitruka, 1981; dan Loeb, 1989)

Eritrosit (RBC) (× 106 / mm3 ) : 5,00 – 12,00

Hemoglobin (g/dl) : 11,1 – 18,0

MCV (m3) : 44,5 – 69,0

MCH (mmg) : 12,0 – 24,5

MCHC (%) : 21,6 – 42,0

Hematokrit (PCV) (ml %) : 36,0 – 52,0

Leukosit (WBC) (× 103 / mm3) : 3,00 – 15,00

Neutrofil (× 103 / mm3) : 1,10 – 4,00

Eosinofil (× 103 / mm3) : 0,00 – 0,08

Basofil (× 103 / mm3) : 0,00 – 4,00

Limfosit (× 103 / mm3) : 4,00 – 10,00

Monosit (× 103 / mm3) : 0,00 – 0,10

Glukose (mg/dl) : 50 – 135

BUN (mg/dl) : 5,0 – 29,0

Kolesterol (mg/dl) : 10,0 – 54,0

Total protein (g/dl) : 4,70 – 8,15

Albumin (g/dl) : 2,70 – 5,10

SGOT (IU/I) : 45,7 – 80,8

SGPT (IU/I) : 17,5 – 30,2

Alkaline fosfatase (IU/I) : 56,8 – 128


Karakteristik dan Analisis Urin Tikus (Mitruka, 1981)

Volume (ml/kg BB/hari) : 50 - 350

pH : 7,3 – 8,5

Calcium (ml/kg BB/hari) : 3,00 – 9,00

Chloride (ml/kg BB/hari) : 50,0 – 75,0

Kreatinine (ml/kg BB/hari) : 24,0 – 40,0

Magnesium (ml/kg BB/hari) : 0,20 – 1,90

Total protein (ml/kg BB/hari) : 1,20 – 6,20

Sodium (ml/kg BB/hari) : 90,4 - 110

Urea nitrogen (g/kg BB/hari) : 1,00 – 1,60

Uric acid (ml/kg BB/hari) : 8,00 – 12,00






Senin, 25 April 2011

GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA WANITA MENOPAUSE


1. Depresi Menstrual

Gangguan ini merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan memberikan dukungan sosial yang meliputi :

a. Dukungan Informatif

1. Memberi konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.

2. Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status quo (keadaan dirinya pada saat ini) dengan lapang dada.

3. Memberikan nasehat agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya serta mencari tahu lebih banyak tentang hal yang dihadapinya melalui media cetak, elektronik, dan lain-lain.

4. Memberikan nasehat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa contohnya dengan ibadah teratur dan memberi contoh-contoh pengalaman positif tentang wanita menopause.

5. Menganjurkan untuk berolahraga.

6. Memberikan latihan penanganan stress.

7. Memberikan nasehat untuk konsultasi ke dokter Obgyn atau psikolog bila perlu.

b. Dukungan emosional

1. Mempunyai perasaan empati terhadap wanita menopause.

2. Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis, dan saling pengertian dengan memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita menopause yang melibatkan anggota keluarga terutama suami.

c. Dukungan penghargaan

1. Memberikan penghargaan (rasa hormat) agar wanita tersebut merasa dihargai.

2. Memberikan dorongan/support agar wanita tersebut percaya diri.

d. Dukungan Instrumental

Dengan cara memberikan bantuan tenaga maupun materi terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang dilakukan oleh keluarga, teman, tetangga atau yang lain).

2. Ide delirius

Jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan :

1. Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

2. Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.

3. Masturbasi Klitoris

Ada kalanya pada wanita yang menopause timbul semacam kebutuhan seksual yang luar biasa seksualitasnya menjadi hangat membara lagi dan sensitif sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan :

a. Memberikan nasihat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat dan hendaknya berkonsultasi ke ahli kebidanan (dr.Obgyn) untuk mendapat terapi.

b. Memberikan konseling bahwa hubungan sex bisa dilakukan walaupun oleh wanita menopause.

c. Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu serta memberi dukungan dalam memecahkan masalah.

4. Aktifitas Hipomanis Semu

Gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.’

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.

Selasa, 12 April 2011

Teknik analisa data kualitatif model Spradley


Teknik analisa data kualitatif model Spradley secara keseluruhan proses penelitian terdiri atas: pengamatan deskriptif, analisis domein, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponensial, dan diakhiri dengan analisis tema (Moleong 2010: 302). Proses tersebut dapat disederhanakan dalam empat tahap sebagai berikut.

1. Analisis domein

Analisis domein (bidang) dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan berperanserta/ wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan. Ada enam tahap analisis domein: (1) memilih salah satu hubungan semantik dari sembilan yang ada: termasuk, spasial, sebab-akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat-tujuan, urutan, dan memberi atribut /nama; (2) menyiapkan lembar analisis domein, (3) memilih salah satu sampel catatan lapangan, (4) mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok, (5) mengulangi usaha pencarian domein, (6) membuat daftar domein yang ditemukan.

2 Analisis taksonomi

Setelah selesai analisis domein, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.

Tujuh langkah analisis taksonomi yaitu: (1) memilih satu domein untuk dianalisis untuk dianalisis, (2) mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama digunakan untuk domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4) mencari domein yang lebih besar dan lebih inklusif, (5) membentuk taksonomi sementara, (6) mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan, dan (7) membangun taksonomi secara lengkap.

3 Analisis komponen

Setelah analisis taksonomi, dilakukan wawacara terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.

Delapan langkap analisis komponen: (1) memilih domein yang akan dianalisis, (2) mengidentifikasi seluruh kontras (perbedaan) yang telah ditemukan, (3) menyiapkan lembar paradigma, (4) mengidentifikasikan dimensi kontras yang memiliki dua nilai, (5) menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, (6) menyiapkan pertanyaan kontras (berlawanan) untuk ciri yang tidak ada, (7) mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data, (8) menyiapkan paradigma (pola pikir) lengkap.

4 Analisis tema

Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.

Dalam penelitian ini untuk menemukan tema universal dipilih satu dari enam topik: (1) konflik sosial, (2) kontradiksi budaya, (3) teknik kontrol sosial, (4) hubungan sosial pribadi, (5) memperoleh dan menjaga status dan (6) memecahkan masalah.