Minggu, 09 Juni 2013

PENGARUH KEDISIPLINAN



Orang yang memiliki disiplin diri yang baik akan berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu tingkah laku, minat, pendirian, dan kemampuan yang positif. Pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan dan penuh tanggung jawab dalam memenuhi kewajibannya. Misalnya, seorang yang disiplin tidak akan mau menyontek karena menyontek berarti menipu diri sendiri dan orang lain, tidak merokok karena dapat merusak kesehatannya, atau tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah meskipun tanpa pengawasan orangtua. Demikian pula, orang yng disiplin akan menjalankan tugas piket, mengerjakan tugas rumah, dan berbagai tanggung jawab lainnya karena terbiasa bertanggung jawab (Rintyastini dan Charlotte, 2010: 57).
              Linda dan Richard Eyre (dalam Rintyastini dan Charlotte, 2010: 60) menjelaskan pengaruh kedisiplinan diri bagi seseorang yaitu: (1) sanggup menggerakkan dan mengatur diri serta waktu sendiri, (2) sanggup mengendalikan emosi, (3) sanggup mengendalikan nafsu.
              Sebaliknya, jika orang tidak memiliki kedisiplinan akan memiliki perilaku yang negatif. Perilaku negatif sebagian remaja, pelajar, dan mahasiswa yang tidak disiplin akhir-akhir ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melanggar hukum, melawan hukum, melanggar tata-tertib, melanggar moral agama, krimimnal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Dalam hal ini, guru bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik, dan berbuat apa yang baik, harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik, terutama disiplin diri. Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, (2) membantu peserta didik meningkatkan stadar perilakunya, (3) menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
              Kesimpulannya, kedisiplinan berpengaruh terhadap perilaku seseorang, yaitu tingkah laku, minat, pendirian, dan kemampuan yang positif.

OTORITAS ORANGTUA DAN GURU DALAM MENANAMKAN DISIPLIN



Pada umumnya anak mulai menumbuhkan disiplin melalui otoritas orang tuanya. Otoritas ini harus bersifat tegas, ramah, masuk akal dan tetap. Dengan demikian anak akan merasa diri aman. Otoritas yang wajar menyebabkan anak belajar menekan kesenangan-kesenangan dan mendahulukan kewajiban dan usaha-usaha untuk tujuan masa depan.
Otoritas yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, akan menimbulkan sikap menentang pada anak. Bahkan mungkin saja sikap menentang otoritas orangtua dapat memperluas sampai ke sikap menentang terhadap setiap bentuk otoritas, baik otoritas guru maupun otoritas majikan kalau dia sudah dewasa. 
Pendidikan sering dilakukan dengan disiplin dan kekerasan. Sekarang disiplin tetap harus ditanamkan, tetapi tidak lagi dengan kekerasan terhadap pelanggaran, melainkan dengan dengan wejangan-wejangan. Tingkahlaku anak kecil ditumbuhkan melalui teladan, ajaran-ajaran, pujian dan hukuman. Teladan dan ajaran membentuk tingkahlaku dan menangarahkan anak dalam bertingkahlaku. Pujian berperan dalam menguatkan dan mengukuhkan suatu tingkahlaku yang baik. Sedangkan hukuman bertujuan untuk menekan atau membuang tingkahlaku yang tidak pantas.

PENGERTIAN DISIPLIN



Disiplin merupakan suatu hal yang mudah diucapkan, tapi sukar dilaksanakan. Secara tradisional, disiplin diartikan sebagai kepatuahn terhadap pengendalian dari luar (obedience to external control). Interpretasi baru menganggapnya sebagai pengendalian dari dalam sebagaimana ketaatan terhadap pembatasan dari luar. Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu system tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati (Mulyasa, 2003: 108).
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan, yaitu ketaatan seseorang terhadap tata tertib atau kaidah-kaidah hidup lainnya. Dsiplin berarti latihan batin atau watak dengan maksud supaya segala perbuatan selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ada beberapa tingkat disiplin, yaitu disiplin diri, disiplin sosial/masyarakat, dan disiplin nasional yang semuanya menunjuk pada pengertian adanya ketaatan kepada aturan yang disertai oleh kesadaran terhadap hukum-hukum, norma-norma, dan kewajiban yang telah disepakati bersama (Rusyan Tabrani, 2003:74).