Sebagai bagian dari manajemen SDM, pemberian kompensasi bertujuan
untuk:
1). Memperoleh karyawan yang memenuhi
persyaratan.
Salah satu cara
organisasi untuk memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified)
dapat dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi yang baik
merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified. Sebaliknya, sistem
kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan yang qualified dari
suatu organisasi. Sebagai contoh, eksodus secara besar-besaran karyawan dari
perusahaan A ke perusahaan B merupakan indikasi lebih baiknya sistem kompensasi
yang ada pada perusahaan B daripada perusahaan A.
2). Mempertahankan karyawan yang ada
Eksodus besar-besaran
karyawan ke perusahaan lain juga menunjukkan betapa besarnya peranan kompensasi
dalam mempertahankan karyawan yang qualified. Sistem kompensasi yang
kurang baik dengan iklim usaha yang kompetitif dapat menyulitkan
organisasi/perusahaan dalam mempertahankan karyawannya yang qualified (Aidia, 2011:1).
Secara
rinci, Hani Handoko (2001:156) menjelaskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
melalui administrasi kompensasi.
1)
Memperoleh
personalia yang qualified.
Kompensasi
perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar, karena
perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan
harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Kadang-kadang
tingkat gaji yang relative tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar cakap
yang sudah bekerja di berbagai perusahaan lain.
2)
Mempertahankan
para karyawan yang ada sekarang.
Bila
tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan ke
luar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap
kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
3)
Menjamin
keadilan
Administrasi
pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan
atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam
penentuan tingkat kompensasi.
4)
Menghargai
perilaku yang diinginkan
Kompensasi
hendaknya mendorong perilaku yang diinginkan, antara lain kinerja yang baik,
pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat
dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
5)
Mengendalikan
biaya-biaya
Suatu program
kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan sumberdaya manusia pada
tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik
organisasi dapat membayar kurang atau lebih kepada para karyawannya.
6)
Memenuhi
peraturan legal
Seperti aspek
manajemen personaia lainnya, administrasi kompensasi menghadapi batasan-batasan
legal. Program kompensasi yang baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan
memenuhi semua peraturan-peraturan yang mengatur kompensasi karyawan.
Adapun menurut Simamora (2007:548), organisasi memiliki beberapa tujuan
dalam merancang sistem kompensasi. Pada intinya, tujuan setiap organisasi dalam
merancang sistem kompensasi haruslah untuk memikat dan menahan
karyawan-karyawan yang cakap. Selain itu, sistem kompensasi haruslah memotivasi
para karyawan dan mematuhi peraturan hukum. Tujuan-tujuan kompensasi ini melayani beberapa
maksud. Pertama, tujuan-tujuan memandu desain sistem gaji. Tujuan kompensasi menentukan kebijakan gaji
(misalnya gaji untuk kinerja) dan juga elemen-elemen dari sistem gaji (yakni,
merit dan atau insentif). Kedua, tujuan-tujuan menjadi standar-standar terhadap
keberhasilan sistem gaji dievaluasi. Jika tujuan sistem gaji adalah memikat dan
mempertahankan staf yang sangat kompeten, namun karyawan-karyawan kompeten
meninggalkan organisasi untuk menyambut gaji yang lebih tinggi di perusahaan
lain, maka sistem kompensasi mungkin tidak berjalan dengan selektif.
Hasibuan (1990:137) menjelaskan tujuan
pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah:
1)
Ikatan kerja sama
Dengan pemerian
kompensasi maka terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan
karyawan, di mana karyawan harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik, sedang
pengusaha/ majikan wajib membayar kompensasi itu sesuai dengan perjanjian yang
disepakati.
2)
Kepuasan kerja
Dengan
balas jasa karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status,
sosial dan egoistiknya, sehingga ia memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya
itu.
3)
Pengadaan efektif
Jika program
kompensasi ditetapkan cukup besar, maka pengadaan karyawan yang qualified
untuk perusahaan akan lebih mudah.
4)
Motivasi
Jika balas jasa
yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
5)
Stabilitas
karyawan
Dengan program
kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang
kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover
relative kecil.
6)
Disiplin
Dengan
pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik.
Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yag berlaku.
7)
Pengaruh
serikat buruh
Dengan program
kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan
akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8)
Pengaruh
pemerintah
Jika
program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti
batas upah minimum) maka internvensi pemerintah dapat dihindarkan.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan kompensasi adalah untuk memikat dan menahan karyawan-karyawan yang
cakap, memotivasi para karyawan dan mematuhi peraturan hukum, dan menentukan sistem
gaji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar