Senin, 22 November 2010

Prinsip-Prinsip Bimbingan Karir


Prinsip-Prinsip Bimbingan Karir di Sekolah

Secara umum prinsip-prinsip Bimbingan Karir di Sekolah Menengah Kejuruan di antaranya:

a. Seluruh siswa mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian karirnya secara tepat.

b. Setiap siswa memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan sebagai persiapan untuk hidup.

c. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karir.

d. Siswa perlu diberi pemahaman tentang di mana dan mengapa mereka berada dalam suatu alur pendidikannya.

e. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dengan karirnya.

f. Siswa pada setiap program pendidikannya hendaknya memiliki pengalaman yang berorientasi pada karir secara berarti dan realistic.

g. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan, dan keterampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karir di masa depannya.

h. Program Bimbingan Karir hendaknya memiliki tujuan untuk merangsang perkembangan pendidikan siswa.

i. Program Bimbingan Karir di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program pendidikan pada umumnya dan program bimbingan dan konseling pada khususnya.

j. Program Bimbingan Karir di sekolah-sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat (Sukardi, 1987:34)

Hoppock, Holland, dan Donald E Super dalam Hattari yang dikutip Sukardi (1987:35) menyusun prinsip-prinsip tentang Bimbingan Karir di sekolah, di antaranya sebagai berikut.

a. Pekerjaan itu dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

b. Pemilihan jabatan bermula ketika kita pertama kali sadar bahwa suatu pekerjaan dapat menolong memenuhi kebutuhan kita.

c. Informasi mengenai diri sendiri berpengaruh terhadap pemilihan jabatan karena informasi itu membantu di dalam antisipasi apakah kita akan berhasil.

d. Informasi mengenai jabatan akan membantu dalam pemilihan jabatan karena informasi tersebut membantu dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan.

e. Setiap individu masing-masing memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan.

f. Setiap jabatan memerlukan pola khas daripada kemampuan, minat, dan sifat kepribadian.

g. Hakikat pola karir seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya, kemampuan mental, ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya.

h. Kepuasan, kemantapan, dan hasil kerja tergantung atas kongruensi antara kepribadian seseorang dengan lingkungan di mana dia bekerja.

1 komentar: