Senin, 22 November 2010

Pelaksanaan dan Kegiatan Bimbingan Karir


1. Pelaksanaan Program Bimbingan Karir

Pelaksanaan program Bimbingan Karir di sekolah meliputi beberapa aspek, sebagaimana dijelaskan oleh Sukardi (2007:237).

a. Layanan informasi kepada siswa di sekolah, dengan mengacu kepada kebutuhan individu siswa, di antaranya: (1) menyediakan berbagai macama sumber informasi pekerjaan, jabatan atau karir misalnya buku klasifikasi jabatan Indonesia, buku penuntun jabatan, leaflet jabatan, booklet jabatan, jurnal jabatan, bulletin jabatan, selebaran, kliping tentang lowongan tenaga kerja; (2) menyediakan papan media bimbingan untuk memberikan informasi tentang berbagai sumber informasi jabatan atua pekerjaan; (3) menyediakan sumber informasi jabatan berupa rekaman suara, film, video, slide untuk memberikan gambaran tentang proses memasuki pekerjaan.

b. Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa sehingga siswa di sekolah tetap dapat melakukan tugas-tugas intrakurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler, di samping melaksanakan tugas-tugas dalam melaksanakan Bimbingan Karir.

c. Ceramah dari nara sumber atau tokoh-tokoh berkarir berupa layanan informasi tentang pengalaman, usaha, hambatan, keberhasilan dari tokoh-tokoh berkarir.

d. Kunjungan pengumpulan informasi berupa kegiatan mendapatkan berbagai keterangan yang bersangkut paut dengan kehidupan dan dunia kerja dari instansi atau perusahaan yang dikunjungi.

e. Mengumpulkan informasi jabatan pekerjaan dan aspek jabatan, misalnya nama jabatan, tugas-tugas pokoknya, persyaratan pendidikan dan latihan, kondisi lingkungan dan pekerjaan, persyaratan kualitatif, kesempatan promosi, prospek pekerjaan, tempat lokasi pekerjaan, jenis jabatan/ pekerjaan serta suka dukanya, dan aspek lainnya.

f. Membuat peta dunia kerja yaitu seperangkat kegiatan untuk mengenal berbagai macam pekerjaan, jabatan, atau karir yang terdapat di lingkungan sekitarnya dan menyusunnya secara sistematis sehingga mudah dipahami.

g. Konsultasi dan konseling karir yaitu proses pemberian bantuan kepada siswa secara individual agar dapat memilih karirnya secara tepat, dilaksanakan melalui pendekatan individual dalam rangkaian interviu konseling. Konseling karir ini merupakan pengkhususan kegiatan konseling dalam masalah pekerjaan, jabatan atau karir.

2. Kegiatan-Kegiatan Bimbingan Karir

Kegiatan Bimbingan Karir dapat diwujudkan dalam tiga kegiatan pokok di kelas, ruang bimbingan, dan di luar sekolah. Sukardi (2007:299) menjelaskan sebagai berikut.

Dalam kegiatan Bimbingan Karir di kelas, usaha-usaha yang bisa dilakukan berupa (a) memberikan informasi secara luas kepada para siswa tentang pelaksanaan kurikulum dengan program yang harus diikutinya, (b) memberikan informasi tentang klasifikasi jabatan, (c) identifikasi data individu, (d) memberikan informasi dan membantu siswa dalam memilih kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Kegiatan-kegiatan Bimbingan Karir di ruang bimbingan diwujudkan dalam beberapa bentuk kegiatan, di antaranya: (a) mengadakan rapat koordinasi tentang pelaksanaan Bimbingan Karir, (b) mengadakan konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Bimbingan Karir, (c) mengolah data yang diperlukan untuk pelaksanaan Bimbingan Karir, (d) menyusun program Bimbingan Karir, (e) mengadakan konseling karir (Sukardi, 1987:319).

Kegiatan-kegiatan Bimbingan Karir di luar kelas atau sekolah dapat diwujudukan dengan: (a) mengumpulkan informasi tentang berbagai pekerjaan, jabatan, atau karir yang ada dan tersebar di masyarakat, (b) mengumpulkan informasi tentang keadaan, kekayaan dan rencana perkembangan daerah, (c) menyampaikan kepada orang tua siswa, instansi dan masyarakat tentang hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan Bimbingan Karir, (d) mengadakan orientasi atau latihan kerja bagi siswa di beberapa instansi dalam masyarakat, (e) monitoring terhadap siswa yang melakukan orientasi atau latihan kerja, dan terhadap tamatan Sekolah Menengah Kejuruan yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan yang terjun ke dunia kerja, (f) mendayagunakan sumber yang telah tersedia di masyarakat (Sukardi, 1987:320).

1 komentar: