Kamis, 09 Desember 2010

REMAJA


a. Pengertian Remaja

Piaget (Hurlock, 2009) memandang remaja secara psikologis, bahwa masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Menurut Havinghurst (Hurlock, 2009) tugas perkembangan remaja adalah mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima keadaan fisiknya dan dapat menggunakan tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan dan keluarga, memperoleh perangkat sistem dan etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

Monks (2004) menyatakan batasan usia remaja adalah antara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 adalah masa remaja akhir.

Jadi masa remaja adalah antara usia 12-21 tahun, dimana individu mulai mengalami suatu peralihan menuju masa dewasa yang ditandai dengan aspek-aspek perkembangan secara biologis dan tingkah laku yang tidak stabil, menyangkut adanya konflik-konflik dan keinginan untuk diterima oleh teman sebayanya. Masa remaja berfungsi untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi yang matang dan bertanggung jawab, membentuk nilai dan sikap hidup menuju masa dewasa.

b. Ciri-ciri remaja

Menurut Mappiare (1982) masing-masing tahapan remaja mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yaitu:

1) Remaja awal, sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi yang terjadi pada dirinya. Mereka banyak menyendiri dan merasa terasing. Mereka sulit mengontrol dirinya dan terombang-ambing antara posisi ingin bergantung atau lepas dari orang tua. Kemampuan berpikir remaja awal lebih dikuasai oleh emosionalitasnya sehingga kurang mampu menentukan pendapat bila pendapat tersebut bertentangan dengan pendapatnya. Remaja awal akan mengabaikan bantuan dari orang tua dan orang dewasa lainya dalam memecahkan masalah, hal ini dikarenakan mereka menganggap dirinya lebih mampu daripada orang dewasa yang dianggap kurang mengerti dan kurang memahami dirinya.

2) Remaja pertengahan, merupakan masa persiapan diri. Pada masa remaja pertengahan diharapkan remaja dapat melakukan pengontrolan diri sendiri atas perbuatannya, mereka masih berjuang untuk rasa tanggung jawabnya. Mereka mempertanyakan kembali nilai-nilai yang mereka miliki. Tubuhnya menjadi pusat perhatian dan merasa cemas dengan gejala-gejala yang dianggap abnormal. Menurut Hurlock (1993, h.213) emosi pada masa remaja awal dan pertengahan sangat labil dan kuat karena remaja tersebut masih berpikir dan melakukan sesuatu yang paling baik untuk dirinya sendiri. Mereka lebih dekat dengan teman sebayanya karena mereka menganggap bahwa teman sebaya adalah teman yang memiliki kesamaan dengan dirinya dan mereka lebih senang bertukar pikiran dengan teman sebayanya daripada orang lain yang lebih dewasa. Biasanya emosi ini membaik pada saat remaja memasuki masa remaja akhir karena mereka telah dapat mempertimbangkan dengan lebih matang dan sudah dapat membedakan mana yang baik ataupun yang tidak baik untuk diri sendiri dan orang lain.

3) Remaja akhir, sudah dapat menerima tubuh mereka dan telah memiliki identitas seksual yang mantap. Mereka sudah penuh dan stabil serta mulai bertangung jawab.

Menurut Hurlock (2009) sikap remaja awal yang berkembang terutama menonjol dalam sikap-sikap sosial, lebih-lebih sikap sosial yang berhubungan dengan teman sebaya (peer group). Kondisi ini disebabkan remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya sebagai kelompok, maka dapat dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga.

Kondisi ini terjadi karena adanya kebutuhan yang cukup besar untuk mencari identitas dirinya, untuk itu remaja selalu berusaha menyesuaikan diri pada segala situasi, dengan tujuan supaya dia diterima oleh komunitas tertentu, setelah itu dia berharap dapat mengeksplorasi diri melalui kelompok yang diminatinya tersebut (Sujanto, 1996).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar