Senin, 18 Oktober 2010

Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan ciri-ciri pokok kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada tingkat kehidupan yang sederhana maupun modern yang lebih kompleks seperti sekarang ini. Komunikasi pada hakekatnya merupakan wahana utama bagi kehidupan manusia dan merupakan jantung dalam segala hubungan sosial. Sejak dahulu perubahan-perubahan sosial yang terjadi dibumi ini tidak lepas dari peran komunikasi.

Melalui komunikasi terjadi kontak-kontak dan interaksi sosial, baik antar pribadi, antar kelompok, antar suku maupun antar bangsa. Komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian informasi, ide-ide, gagasan-gagasan, buah pikiran, sikap-sikap tertentu dari seseorang kepada orang lain (Suardiman, 1985). Menurut Hoveland (dalam Putranti, 1995) komunikasi merupakan proses dimana seorang individu (komunikan) menyampaikan pesan kepada orang lain. Schramm (dalam Putranti, 1995) komunikasi sebagai proses saling membagi atau menggunakan informasi secara bersama dan bertalian antara peserta dalam proses informasi.

Sementara menurut Susanto (1980) menjalankan komunikasi merupakan pengoperan lambang yang mengandung arti yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan komunikasi. Komunikasi sangat luas dan tak ada batasannya, sehingga Effendi (1981) menggolongkan komunikasi antar personal yang terdiri dari :

a. Komunikasi intra personal: yaitu komunikasi dengan diri sendiri, baik yang bertindak sebagai komunikator maupun sebagai komunikan yaitu dirinya sendiri.

b. Komunikasi interpersonal: yaitu proses komunikasi yang hanya berlangsung dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentukpercapakan.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa komunkasi merupakan suatu pengoperan atau penggalian informasi, ide-ide, gagasan-gagasan, buah pikiran secara besar kepada peserta yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut.

2. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal disebut juga komunikasi antar personal atau antar pribadi, sehingga hanya akan terjadi bila yang melaksanakan komunikasi tersebut hanya terdiri dari dua orang, yang satu sebagai komunikator dan yang lain sebagai komunikan, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.

Dalam komunikasi interpersonal dibutuhkan keterlibatan secara intensif dari orang-orang yang melakukan komunikasi tetapi bukan frekuensi pertemuan yang menentukan, melainkan kualitas dari pertemuan itulah yang memberikan pengaruh pada suasana komunikasi interpersonal. Istilah interpersonal atau antar pribadi menunjukkan pengertian adannya suatu hubungan yang terjadi antar manusia.

Menurut Vanderber (dalam Putranti, 1995), komunikasi interpersonal merupakan suatu interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasan maupun perasaan-perasaan. Lunandi (1994) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal dibatasi pada komunikasi antara orang dengan orang dalam situasi tatap muka yang tidak meliputi komunikasi jarak jauh (telephone, telegram) dan komunikasi massa yang ditujukan kepada sejumlah orang sekaligus (surat kabar, radio, televisi).

Menurut Lilliwery (1994) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah suatu proses interaksi dan suatu pembagian makna yang terkandung dalam gagasan-gagasan maupun perasaan yang bersifat formal atau informal tetapi lebih sering informal spontanitas, keterbukaan sering tanpa gramatikal. Komunikasi yang dilakukan manusia dapat berlangsung dalam berbagai tingkatan yang meliputi :

1. Komunikasi antar pribadi

2. Komunikasi kelompok

3. Komunikasi organisasi

4. Komunikasi antar publik

5. Komunikasi antar massa

Semua tingkatan bentuk konteks komunikasi tersebut mempunyai karakteristik sendiri. Lake (1980) komunikasi interpersonal yaitu semua tingkah laku interpersonal yang memungkinkan individu mengadakan kontak dengan orang lain, menarik, memelihara dan menghargai mereka karena mereka telah menyisihkan waktu dan menyempatkan diri.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yaitu proses penyampaian aspek-aspek komunikasi dari komunikator kepada komunikan yang berupa informasi, pesan, pendapat-pendapat yang bersifat formal atau nonformal. .

4. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal

Rahmat (1988) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek yang penting yang mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal yaitu :

1. Rasa percaya. Faktor kepercayaan menentukan berhasil tidaknya hubungan interpersonal dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam mengungkap pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.

Ada 3 faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya yaitu menerima, empati dan kejujuran. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai, tanpa mengindahkan dan melihat orang lain sebagai manusia serta sebagai individu yang patut dihargai. Empati adalah suatu keadaan dimana individu bereaksi secara emosional karena individu menanggapi individu lain yang mangalami atau siap mengalami suatu emosi. Sedangkan kejujuran adalah jujur dalam mengungkap diri kepada orang lain dan menghindari kepura-puraan.

2. Sikap suportif yang akan tampak dalam sikap ini adalah sebagai berikut :

a. Deskripsi artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa menilai.

b. Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah, tidak menyembunyikan masalah tetapi mengajak orang lain bersama-sama untuk menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana mencapainya.

c. Spontanitas yaitu sikap jujur dan tidak menyelimuti motif yang terpendam.

d. Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain.

e. Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.

f. Profesionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.

3. Sikap terbuka. Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam komunikasi yang efektif adapun karakteristik orang yang terbuka sebagai berikut :

a. Menilai pesan secara obyektif dan dalam menilai tidak ditandai unsur subyektifitas pribadi, tetapi didasarkan pada kenyataan logis dan cukup bukti.

b. Berorientasi. pada isi, artinya beorientasi pada apa yang dibicarakan bukan pada siapa yang bicara.

c. Mencari informasi dari berbagai sumber.

d. Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaanya.

e. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan artinya orang yang terbuka bersedia menghadapi perbedaan gagasan dan mengajak dialog bersama untuk mencapai suatu pengertian.

Devito (dalam Rakhmat, 1988) mengemukakan adanya 5 aspek-aspek komunikasi interpersonal yang efektif adalah :

1. Keterbukaan (openess) yaitu adanya kemauan untuk membuka diri mengatakan tentang dirinya sendiri, yang semula disembunyikan. Misal; bersikap terbuka pada teman terdekat tentang masalah yang dihadapi.

2. Empati (emphaty) artinya suatu perasaan dimana individu merasakan sama seperti yang dirasakan individu lain. Misal; ikut mendengarkan dan menerima apa adanya setiap permasalahan yang diungkapkan individu.

3. Dukungan (supportness) keterbukaan dan simpati masih belum cukup tetapi perlu adanya situasi yang mendukung sehingga komunikasi antar pribadi akan lebih efektif yaitu memberikan masukan serta solusi yang iungkapkan individu.

4. Rasa positif (positiveness) apabila seseorang berpikir positif maka dalam berkomunikasi akan positif juga, dan individu tersebut akan berperan serta secara aktif dan mau membuka diri yaitu tidak bersikap negatif jika ada yang berkeluh kesah serta mau berempati dengan memberi masukan secara bijaksana.

5. Kesamaan (equality) kesamaan disini dimaksudkan dalam hal berbicara dan mendengar, tingkat pendidikan, tingkat sosial, tingkat ekonomi, status, dan nasib dalam komunikasi interpersonal agar dapat mencapai keefektifannya.

Dari uraian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa aspek-aspek yang mendukung komunikasi interpersonal adalah keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesamaan dimana aspek ini nantinya akan dijadikan skala penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar