Jumat, 09 Juli 2010

MOTIVASI BELAJAR

Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi ialah penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan. Ada dua prinsip yang dapat digunakan untuk meninjau motivasi, yaitu: (a) motivasi dipandang sebagai suatu proses dalam diri individu, (b) kita menentukan karakteristik proses ini dengna melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya (Tabrani, 2008:100).
Pendapat lain menyatakan bahwa motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Sedang motif adalah suatu alasan/ dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/ melakukan tindakan/ bersikap tertentu (Martin Handoko, 2002:9). Peranan motivasi pada tingkah laku manusia sangat besar. Motivasi adalah penggerak tingkah laku manusia. Setiap tindakan manusia digerakkan, dilatarbelakangi oleh motif tertentu. Tanpa motivasi orang tidak akan berbuat apa-apa. (Martin Handoko, 2002:9).
Slameto (1995: 2) menjelaskan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Mahmud (1999: 121) menjelaskan belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman
Pengertian belajar menurut Hamalik (1995:36) adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Tabrani dkk. (1989:8) definisi belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Pendapat lain menyatakan bahwa motivasi belajar ialah seluruh daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (W.S. Winkel, 2008:92).
Berdasarkan pendapat tentang motivasi dan belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan pada diri siswa baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang maksimal. Bagi siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan energi banyak cenderung untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar dengan baik dengan tujuan ingin mencapai kesuksesan dari hasil setelah melakukan suatu kegiatan belajar.

2. Jenis Motivasi
WS Winkel (1987:94) membagi motivasi menjadi dua bentuk, yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri. Yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain: (a) belajar demi memenuhi kewajiban, (b) belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, (c) belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan, (d) belajar demi meningkatkan gengsi sosial, (e) belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting, (f) belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang/ golongan administratif.
2) Motivasi intrinsik; kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu. Misalnya, siswa belajar karena : (a) ingin mengetahui seluk –beluk suatu masalah, (b) ingin menjadi orang yang terdidik, (c) ingin menjadi ahli di bidang studi tertentu, (d) ingin menjadi orang yang kaya ilmu.

Slameto (1995:5) menyebutkan jenis-jenis motivasi belajar meliputi motivasi: (a) belajar bagian, (b) belajar dengan wawasan, (c) belajar diskriminatif, (d) belajar global/ keseluruhan, (e) belajar incidental, (f) belajar instrumental, (g) belajar intensional, (h) belajar laten, (i) belajar mental, (j) belajar produktif, (k) belajar verbal.
Tabrani (1989:99) membagi motif berdasarkan dari berbagai alasan dan pertimbangan.
a. Berdasarkan rangsangan: (1) kebutuhan organic yaitu kebutuhan fisiologis yang menyangkut makan, minum, udara dan sebagainya; (2) motif darurat, mencakup dorongan membela diri, menyelamatkan diri dan lain-lain, yang timbul dari luar diri manusia dan sudah ada sejak lahir, tetapi bentuknya bergantung pada perangsang tertentu yang berkembang karena dipelajari; (3) motif objektif, mencakup dorongan untuk menghadapi dunia luar seperti manipulasi, menaruh minat,melakukan eksplorasi, dan sebagainya.
b. Berdasarkan terbentuknya: (1) motif bawaan, disebut juga motif yang diisyaratkan secara biologis dan dibawa sejak lahir. Termasuk di sini adalah dorongan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis; (2) motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya motif belajar, motif mengejar kedudukan dan sebagainya. Motif ini juga disebut motif yang diisyaratkan secara sosial, karena justru manusia hidup di lingkungan sosial maka motif ini terbentuk.
c. berdasarkan isi atau persangkutpautannya: (1) motif jasmaniah, yaitu berbentuk refleks, insting, otomatisme, nafsu, dan sebagainya; (2) motif rohaniah, yaitu kemauan.
d. Motif juga dibedakan menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
Menurut jenisnya, motif dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu: (a) motif asli, yaitu motif yang sudah ada seperti motif belajar, motif biologis, dan motif rohaniah, (b) motif terpelajari, motif yang timbul dari luar. Motif inilah yang justru perlu perlu mendapat perhatian untuk meninggikan hasil belajar. Seorang guru atau orang tua harus dapat menimbulkan motivasi intrinsic kepada anak. Hal ini dapat dilihat dari indikasi: (1) memperbesar kemampuan belajar, (2) menunjukkan tujuan belajar, (3) menujukkan kewajiban belajar, (4) menimbulkan minat terhadap hal yang dipelajari.
Oemar Hamalik (1995:112) berpendapat bahwa pada pokoknya motivasi memiliki dua sifat, yakni (1) motivasi intrinsik, (2) motivasi ekstrinsik, yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut ‘motivasi’ murni, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik,misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang lain, dan sebagainya. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti : angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan; yang bersifat negative adalah sarkasme, ejekan, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah, sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesua dengan kebutuhan peserta didik. Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam keadaan ini siswa perlu dimotivasi agar belajar. Guru berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri. Tidak ada suatu rumus tertentu yang dapat digunakan oleh guru untuk setiap keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar