Masa tua merupakan suatu masa yang seringkali ditakuti individu karena dihubungkan dengan kehilangan masa-masa yang menyenangkan dan indah, serta hal-hal yang dimiliki berangsur-angsur akan hilang seperti kecantikan, kegagahan, jabatan dan status sosial.
Hurlock (1997) mengatakan masa tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu periode individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan. Pada tahap akhir terakhir dalam rentang kehidupan individu dibagi menjadi usia lanjut dini, yaitu usia 60 sampai 70 tahun dan usia lanjut akhir yaitu 70 tahun sampai akhir kehidupan individu.
Lanjut usia adalah sebutan bagi individu yang sudah memasuki masa tua atau setelah dewasa akhir atau masa usia lanjut. Menurut Hurlock (1997) usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup individu yaitu suatu periode dimana individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat.
Menurut Monks, dkk (2004) berpendapat bahwa usia 65 tahun merupakan usia yang menunjukkan mulainya proses menua, sehingga individu yang telah mencapai usia 65 tahun telah berusia lanjut. Sedangkan menurut Hurlock (1997) masa lanjut usia atau dewasa akhir dimulai pada saat individu berusia sekitar 60 tahun.
Lanjut usia merupakan suatu proses yang berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Depkes RI (1998) menyebutkan ada dua tanda penurunan pada usia lanjut, yaitu penurunan keadaan biologis dan kemampuan kognitif. Penurunan keadaan biologis, menunjukkan gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur dan keriput, rambut mulai beruban dan memutih, gigi mulai ompong, penglihatan dan pendengaran mulai berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, kerampingan tubuh menghilang dan tumbuh timbunan lemak. Penurunan kemampuan kognitif antara lain suka lupa atau ingatan tidak berfungsi dengan baik, ingatan pada masa lalu lebih baik daripada hal yang baru terjadi dan kemunduran pada persepsi terhadap waktu serta ruang.
Menurut Burnside (dalam Nugroho,2008) batasan lanjut usia berdasarkan usia kronologis adalah :
a. Young Old (60 sampai dengan 69 tahun) : masa ini dianggap sebagai masa transisi utama dari masa dewasa akhir ke masa tua. Biasanya ditandai dengan penurunan pendapatan dan keadaan fisik yang menurun. Sehubungan dengan berkurangnya peran, individu sering merasa kurang memperoleh penghargaan dari lingkungan.
b. Middle – Age Old (70 sampai dengan 79 tahun) : periode ini identik dengan periode kehilangan karena banyak pasangan hidup dan teman yang meninggal. Middle – Age Old juga ditandai dengan kesehatan yang semakin menurun, partisipasi dalam organisasi formal menurun, muncul rasa gelisah dan mudah marah serta aktivitas seks menurun.
c. Old – Old (80 sampai 89 tahun) : pada masa ini lanjut usia telah mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, selain itu ketergantungannya terhadap individu lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari sudah semakin besar.
d. Very Old – Old (lebih dari 90 tahun) : lebih parah dari masa sebelumnya, pada masa ini lanjut usia benar-benar tergantung pada individu lain dengan kesehatan yang semakin buruk.
Ciri-ciri pada lanjut usia menurut Hurlock (1997) adalah :
a. Mempunyai perasaan tidak berguna : perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi pada individu lanjut usia sehingga menumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yang akhirnya akan mengganggu proses interaksi sosial lanjut usia.
b. Mempunyai konsep diri yang tidak menyenangkan : sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi lanjut usia, menyebabkan banyak individu lanjut usia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan.
c. Keinginan menjadi muda kembali : dewasa ini obat-obatan telah mencoba agar tidak terjadi penuaan dini pada lanjut usia. Beberapa percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak mungkin individu yang sudah tua menjadi muda kembali.
d. Terjadi perubahan fisik : perubahan yang terjadi meliputi perubahan penampilan, fungsi fisiologis, panca indera dan seksual.
e. Terjadi perubahan minat : perubahan minat pada pakaian, uang, rekreasi, sosial, keagamaan dan kematian.
Menurut Nugroho (2008) terdapat beberapa tipe lanjut usia, yaitu :
a. Tipe arif bijaksana : kaya dengan hikmah pengalaman, mudah menyesuaikan diri dengan perubahan jaman, memiliki kesibukan, bersifat ramah, rendah hati, dermawan, selalu memenuhi undangan dan menjadi panutan bagi orang-orang di sekitarnya.
b. Tipe mandiri : mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan yang baru, selektif dalam memilih pekerjaan, teman pergaulan dan undangan.
c. Tipe tidak puas : lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani, dan pengkritik.
d. Tipe pasrah : menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan beribadah, turut sana turut sini, ringan kaki melakukan pekerjaan apa saja.
e. Tipe bingung : kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, sering menyesal, pasif dan acuh tak acuh.
Nugroho (2008) mengelompokkan usia lanjut dalam beberapa tipe yang tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungannya serta kondisi fisik, sosial, mental dan ekonominya, yaitu :
a. Tipe optimis : lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab.
b. Tipe konstruktif : lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup, mempunyai toleransi yang tinggi, humoristik, fleksibel, dan tahu diri.
c. Tipe ketergantungan : lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif dan bila bertindak yang tidak praktis.
d. Tipe defensif : lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat pekerjaan atau jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan, emosi sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat kompulsif aktif, anehnya mereka takut menghadapi “menjadi tua” .
e. Tipe militan dan serius : lanjut usia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, bisa menjadi panutan.
f. Tipe pemarah dan frustasi : lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk.
g. Tipe bermusuhan : lanjut usia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan curiga.
h. Tipe putus asa, membenci dan menyalahkan diri sendiri : lanjut usia ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri.
Menurut Hurlock (1997) tentang stereotipe lanjut usia :
a. Stereotipe yang positif : hangat, bersahabat, bijaksana, mempunyai waktu luang dan bebas dari tanggung jawab.
b. Stereotipe yang negatif : tidak efisien, tidak aktif, tidak mampu menyesuaikan diri pada situasi yang baru, tidak mampu menjelaskan keinginan mereka sendiri, minat kurang, kesehatan buruk, kesepian, kurang energi dan ketrampilan untuk mengatasi situasi-situasi saat ini, jahat dan bengis terutama wanita, tidak menarik, lebih cenderung bodoh daripada bijak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah individu yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri lanjut usia yaitu mempunyai perasaan tidak berguna, mempunyai konsep diri yang tidak menyenangkan, keinginan untuk menjadi muda kembali, terjadi perubahan fisik dan terjadi perubahan minat. Tipe-tipe lanjut usia adalah tipe arif bijaksana, tipe mandiri, tipe tidak puas, tipe pasrah, tipe bingung, tipe optimis, tipe konstruktif, tipe ketergantungan, tipe defensif, tipe militan dan serius, tipe pemarah, tipe bermusuhan dan tipe putus asa. Selain itu, lanjut usia juga terbagi menjadi dua stereotipe yaitu stereotipe positif dan stereotipe negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar