Kepuasan hidup pada usia lanjut akan timbul dan dialami apabila kebutuhan dan keinginan individu pada waktu tertentu terpenuhi dan terpuaskan. Individu yang baik dalam penyesuaian diri, dalam arti bahwa individu dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cukup dan dalam batas kontrol yang baik akan jauh lebih bahagia daripada individu yang tidak dapat atau yang tidak mampu melakukan penyesuaian yang esensial (Hurlock, 1997).
Pendapatan, kesehatan, gaya hidup yang aktif, serta jaringan pertemanan dan keluarga dikaitkan dengan kepuasan hidup pada lanjut usia. Pendapatan yang layak dan kesehatan yang cukup baik pada lanjut usia cenderung puas dengan kehidupannya dibandingkan dengan teman sebayanya yang memiliki pendapatan yang kecil dan kesehatan yang buruk. Gaya hidup yang aktif pada lanjut usia seperti pergi ke Gereja, pergi ke Masjid, datang pada pertemuan-pertemuan, bepergian dengan keluarga lebih puas dengan kehidupannya, dibandingkan individu lanjut usia yang tinggal di rumah untuk mengurung diri. Para lanjut usia yang memiliki hubungan sosial pertemanan dan keluarga yang baik merasa lebih puas dengan hidupnya dibandingkan dengan individu lanjut usia yang terisolasi secara sosial (Santrock, 2002).
Individu lanjut usia harus mampu beradaptasi seperti kehilangan pasangan hidup, perpisahan dengan teman dekat dan anggota keluarga, menurunnya tingkat kesehatan dan kebugaran, kehilangan rasa aman, kehilangan jabatan, keterbatasan mobilitas yang menyebabkan isolasi sosial dan peningkatan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini sering menyebabkan individu lanjut usia merasa tidak puas.
Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1997) usia lanjut ditandai oleh adanya kepuasan hidup. Jika prestasi individu yang berusia lanjut telah sampai pada standar yang telah ditetapkan sendiri pada saat muda, sehingga jarak antara keadaan diri yang sebenarnya (real selves) dan keadaan pribadi ideal (ideal selves) kecil, maka mereka akan mengalami integritas ego dan kebahagiaan, serta merasa puas terhadap diri sendiri dan prestasi yang dicapai. Sebaliknya, individu berusia lanjut yang merasa bahwa mereka telah gagal dengan harapan-harapan yang ada pada masa mudanya dan putus asa karena menyadari bahwa kesempatan untuk mencapai tujuan semakin kecil dari tahun ke tahun, mereka akan kecewa dan merasa tidak bahagia dalam hidupnya.
Hurlock (1997) berpendapat bahwa kepuasan hidup tidak memiliki arti yang sama bagi individu yang berusia lanjut. Seperti yang dilakukan oleh individu muda, maka individu lanjut usia tidak dapat berharap untuk memperoleh pengalaman yang sejenis dengan kebahagiaan yang diperoleh di masa mudanya. Apa saja yang dikerjakan individu lebih penting bagi kebahagiaannya di masa usia lanjut daripada pengertian tentang diri mereka. Secara umum, individu usia lanjut yang bahagia lebih sadar dan siap untuk terikat dengan kegiatan baru dibandingkan individu usia lanjut yang merasa tidak bahagia.
Apabila individu telah dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi realita bahwa sudah memasuki masa usia lanjut, maka akan dapat mencapai kebahagiaan yang merupakan ukuran kebahagiaan psikologis individu. Menurut Neugarten (dikutip oleh Hartati, 1991) individu yang merasa kepuasan hidup secara psikologis adalah individu yang senang melakukan aktivitas sehari-hari, menganggap hidupnya mempunyai arti, merasa telah meraih tujuan yang diinginkan, mempunyai pandangan yang positif dan suasan hati yang bahagia.
Ada beberapa langkah tepat yang dikemukakan oleh Haditono (dalam Hartati, 1991) guna menyesuaikan diri dalam menghadapi masa usia lanjut, sehingga berkurang rasa frustasi dan dapat mencapai kepuasan hidup, yaitu :
a. Identitas kerja harus diubah menjadi identitas sosial
b. Lebih mementingkan kebijaksanaan daripada kekuatan fisik
c. Mengusahakan fleksibilitas emosional
d. Mengusahakan fleksibilitas mental yang sangat diperlukan dalam menghadapi kondisi masa usia lanjut
e. Mencari nilai diri dalam berbagai aspek yang lain untuk mengganti nilai diri dalam kerja
f. Memperoleh kebahagiaan di luar kenikmatan dan kesegaran fisik melalui sumber sosial atau mental
g. Menyiapkan kematian melalui amal dan jasa kemanusiaan serta mendekatkan diri pada Tuhan
Tanpa membedakan kelompok sosial, jenis kelamin atau variabel lainnya, kondisi tertentu menurut Hurlock (1997) dapat diperhitungkan sebagai penunjang kepuasan hidup di masa usia lanjut yaitu :
a. Sikap yang menyenangkan terhadap usia lanjut berkembang sebagai akibat dari kontak pada usia sebelumnya dengan individu usia lanjut yang menyenangkan.
b. Kenangan yang menggembirakan sejak masa anak-anak sampai masa dewasa.
c. Bebas untuk mencapai gaya hidup yang diinginkan tanpa ada intervensi dari luar.
d. Sikap yang realistis terhadap kenyataan dan mau menerima kenyataan tentang perubahan fisik dan psikis sebagai akibat dari usia lanjut yang tidak dapat dihindari.
e. Menerima kenyataan diri dan kondisi hidup yang ada sekarang, walaupun kenyataan tersebut berada di bawah kondisi yang diharapkan.
f. Mempunyai kesempatan untuk memantapkan kebahagiaan dan pola hidup yang diterima oleh kelompok sosial dimana individu sebagai anggotanya.
g. Terus berpartisipasi dengan kegiatan yang berarti dan menarik.
h. Diterima oleh dan memperoleh respon dari kelompok sosial.
i. Perasaan yang bahagia dengan status yang ada sekarang dan prestasi masa lalu.
j. Bahagia dengan status perkawinannya dan kehidupan seksualnya.
k. Kesehatan cukup bagus tanpa mengalami masalah kesehatan yang kronis.
l. Menikmati kegiatan rekreasional yang direncanakan khusus bagi para lanjut usia.
m. Menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat kelurga dan teman-teman.
n. Melakukan kegiatan produktif, baik kegiatan di rumah maupun kegiatan yang secara sukarela dilakukan.
Walaupun seluruh kondisi tersebut menunjang kepuasan hidup sehingga menimbulkan kebahagiaan pada lanjut usia, tetapi tidak semuanya dari kondisi tersebut harus dipenuhi. Setiap lanjut usia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Sesuatu yang dapat menimbulkan rasa puas bagi mindividu lanjut usia belum tentu akan berlaku sama bagi individu lain.
Dari berbagai para ahli di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa kepuasan hidup pada lanjut usia adalah kesejahteraan psikologis apabila individu telah dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi realita bahwa sudah memasuki masa usia lanjut dan senang melakukan aktivitas sehari-hari, menganggap hidupnya mempunyai arti, merasa telah meraih tujuan yang diinginkan, mempunyai pandangan yang positif dan suasana hati yang bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar