Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Hurlock (2000:82) menjelaskan bahwa disiplin dari kata yang sama dengan ‘disciple’ yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok.
Pendapat lain menyatakan bahwa disiplin adalah suatu kepatuhan dan ketaatan pada tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. (Djamarah:2002). Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Disiplin yang muncul dari kesadaran disebab karena faktor seseorang yang sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, keteraturan dalam kehidupan, dapat menghilangkan kekecewaan orang lain, orang dapat mengaguminya dan sebagainya.
Sukadji dalam Zainun Mu’tadin (2000:1) mejelaskan bahwa di dalam keluarga pendidikan disiplin dapat diartikan sebagai metode bimbingan orang tua agar anaknya mematuhi bimbingan tersebut.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan terhadap suatu peraturan dalam kehidupan pribadi maupun kelompok.
2. Tujuan Sikap Disiplin
Tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan. Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan di dalam kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajar anak bagaimana berperilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial, tempat mereka diidentifikasikan (Hurlock, 2000:82).
Sukadji dalam Zainun Mu’tadin (2000:1) menjelaskan bahwa pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral.
Orang tua dan guru selalu memikirkan cara tepat menerapkan disiplin bagi anak sejak mereka balita hingga masa kanak-kanak dan sampai usia remaja. Tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasilm dan penuh kasih sayang.
Disiplin dimulai sejak anak mulai bisa merangkak atau usia balita. Bagi anak usia dini, cara menanamkan disiplin tentu berbeda dengan menerapkannya pada anak-anak yang sudah besar, remaja, atau orang tua. Anak usia dini memiliki karakteristik khusus, di mana masa tersebut merupakan masa penting menanamkan berbagai konsep dasar kehidupan anak. Jika terlalu keras dalam menerapkan disiplin, akan berdampak negatif, demikian pula jika orang tua terlalu lemah. Orang tua atau guru harus memahami masa perkembangan anak usia dini secara jelas agar dapat menerapkan disiplin kepada mereka secara tepat.
Tujuan pelatihan disiplin ialah membentuk perilaku anak sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan. Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan di dalam kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajar anak bagaimana berperilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial, tempat mereka diidentifikasikan (Hurlock, 2000:82).
Zainun Mu’tadin (2000:1) menjelaskan bahwa pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral.
Latar belakang keluarga adalah faktor utama dan pertama bagi anak-anak untuk berlatih disiplin. Tidak pandang bulu apakah keluarga ini miskin atau kaya, keluarga yang baik akan menanamkan perulaku disiplin sesuai dengan kondisinya. Banyak keluarga miskin memiliki kesadaran disiplin tinggi dan banyak keluarga kaya yang kurang dalam disiplin. Namun masyarakat umum terlanjur berasumsi bahwa anak-anak kelas sosial lemah kurang disiplin dan anak-anak kelas sosial atas lebih disiplin, dengan melihat berbagai contoh perbandingan sekolah-sekolah untuk kelas masyarakat kaya dan sekolah untuk kelas masayrakat lemah. Terdapat kesenjangan yang cukup tajam anak-anak tersebut dalam kedisplinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar