Prinsip-Prinsip Motivasi belajar
a. Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu, pujian lebih efektif dalam upaya mendorong motivasi belajar siswa,
b. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang perlu mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar ,
c. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif daripada motivasi yang berasal dari luar. Motivasi dari dalam memberi kepuasan kepada individu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri siswa itu sendiri,
d. Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan (reinforcement),
e. Motivasi mudah menjalar kepada orang lain. Guru yang berminat dan antusias dapat mempengaruhi siswa, sehingga berminat dan antusias pula, yang pada gilirannya akan mendorong motivasi rekan-rekannya, terutama dalam kelas bersangkutan,
f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar ,
g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk melaksanakannya daripada tugas-tugas yang dipaksakan dari luar. Guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah sendiri berdasarkan minat dan keinginannya, dan bukan dipaksakan oleh guru,
h. Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar. Dorongan berupa pujian, penghargaan oleh guru terhadap keberhasilan siswa dalam belajar dapat merangsang minat dan motivasi belajar yang lebih aktif, i. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk memelihara minat siswa. Strategi pembelajaran yang bervariasi dapat menciptakan suasana yang menantang dan menyenangkan siswa, sehingga labih mendorong motivasi belajar ,
j. (Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan pembelajaran. Minat khusus itu mudah ditransferkan menjadi minat untuk mempelajari bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.
Adapun untuk mengetahui kekuatan relatif motif-motif belajar yang sedang menguasai seseorang pada umumnya dapat dilihat melalui: (a) kuatnya kemauan untuk belajar, (b) jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, (c) kerelaan meninggalkan tugas yang lain, (d) kerelaan untuk mengeluarkan biaya untuk belajar, (e) ketekunan dalam mengerjakan tugas (Martin Handoko, 2002:59).
Upaya Meningkatkan Motivasi belajar
a. Upaya Menggerakkan Motivasi
Upaya menggerakkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya dan dirangkum oleh Hamalik (1995:117) sebagai berikut: (1) metode observasi dan prinsip kebebasan, (2) metode discovery dari Bruner, yakni belajar melalui autonomy of reward. Siswa memberi stimulasi dirinya sendiri, (3) motivasi kompetensi, yang menentukan kebutuhan intrinsic siswa dalam hubungan dengan lingkungannya yaitu: menyelidiki, memperhatikan, berbicara, berpikir, manipulasi, dan mengubah lingkungan, (4) belajar discovery berupa kelompok belajar terpimpin menggunakan modul belajar terprogram yang berisi rangkaian pertanyaan dan jawaban, (5) prosedur brainstorming, agar siswa mampu memproduksi sebanyak mungkin prakarsa (gagasan) yang berbobot melalui diskusi dan kritik, (6) hubungan antara kecemasan personal-sosial dan metode pengajaran. Situasi kelas akan mempengaruhi dan menimbulkan berbagai tingkat kecemasan terhadap siswa, (7) pengajaran berprogram.
b. Upaya Pemberian Harapan
Para siswa memiliki harapan-harapan setelah menyelesaikan pelajara atau tugas. Guru perlu memberikan harapan untuk menumbuhkan motivasi belajar , yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran khusus, operasional dan dapat diamati, karena akan mendorong siswa untuk mencapainya, (2) tujuan pembelajaran disusun menjadi tujuan langsung, menengah, dan jangka panjang, (3) perubahan-perubahan harapan, (4) meningkatkan tingkat aspirasi.
c. Upaya Pemberian Insentif
Insentif adalah objek tujuan atau symbol-simbol yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Upaya yang dapat dilakukan adalah: (1) umpan balik hasil-hasil tes, agar siswa mengetahui hasil yang dicapainya dalam proses pembelajaran, (2) pemberian hadiah atau dorongan secara lisan atau tertulis, (3) pemberian komentar terhadap hasil pekerjaan siswa agar mendorong siswa untuk belajar lebih giat, (4) persaingan dan kerja sama.
d. Upaya Pengaturan Tingkah Laku Siswa
Guru perlu mengatur tingkah laku siswa dengan cara: (1) restitusi, yaitu menuntut agar siswa melakukan respons yang sebenarnya sebagai pengganti tindakan yang tadinya tidak benar, dan (2) the ripple effect, yaitu dengan memberikan pengaruh secara bergelombang dari suasana kelas yang berdisiplin terhadap siswa lain yang sedang mendengarkan, melihat, atau mengamati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar