Pendidikan anak usia dini atau yang lebih dikenal dengan istilah PAUD, terutama TK, sejak zaman kolonial hingga abad ini, sangat mementingkan pertumbuhan anak secara normal dan sempurna. Kesempurnaan tersebut meliputi perkembangan fisik motorik, sosio-emosional, kognitif, dan mental spiritual. Lembaga pendidikan anak usia dini pada umumnya dan TK pada khususnya bertanggung jawab penuh atas perkembangan semua aspek pada anak didik tersebut.
Disamping itu,sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, PAUD pada umumnya dan TK pada khususnya,tidak hanya menekankan berkembangnya fisik anak semata, melainkan juga harus menumbuhkan kompetensi akademi anak, seperti membaca, menulis, dan berhitung atau yang lebih dikenal dengan istilah Calistung.
Kompetensi tersebut dimaksudkan agar anak siap (secara mental maupun intelektual) mauk ke jenjang pendidikan di atasnya, yakni sekolah dasar. Bahkan ,gejala yang akhir-akhir ini marak di
Guru PAUD bertanggung jawab besar dalam memahami anak didiknya serta membantu perkembangan fisik-otorik, sosio-emosional,kognitif, dan mental spiritualnya. Nah, tanggung jawab inilah yang mendorong keharusan akan adanya bimbingan konseling di lembaga PAUD, terutama TK.
Perkembangan msyarakat, pendidikan, dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa fakta bahwa program bimbingan konseling di PAUD sama pentingnya dengan bimbingan konseling di sekolah menengah. Hanya saja, tekanan di antara keduanya berbeda; tekanan masing-masing bimbingan dan konseling selalu di sesuaikan dengan taraf atau jenjang pendidikan anak didik yang bersangkutan.
Program bimbingan dan konseling di bebagai lembaga pendidikan (termasuk di dalam PAUD) merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekedar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinu, berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan ampai di masyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksiden semata.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya berfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi Calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dank has, sesuai dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak usia dini atau lembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan demikian, konseling bukan hanya untutk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga juga tindakan untuk memnuhi kebutuhan tumbuh kembangya anak secara maksimal. Pandangan ini menitikberatkan
Pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri dari pada bimbingan yang menitikberatkan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah. Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan identifikasi ini diharapkan anak-anak dimasa depan tidak akan mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya. Nah, momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar